ALQUR'AN - PERTEMUAN 1- ADAB MEMBACA ALQUR'AN, CARA MEMBACA TA’AWWUDZ
SEBELUM BELAJAR KITA BERDOA TERLEBIH DAHULU
BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Doa Menuntut Ilmu
ALLOHUMMANFA'NII BIMAA 'ALLAMTANII WA 'ALLAMNII MAA YANFA'UNII WAZIDNII 'ILMAN WALHAMDULILLAAHI 'ALAA KULLI HAALIN WA A'UUDZUBILLAAHI MIN 'ADZAABINNAAR
Ya Allah, berikanlah kemanfa'atan atas apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfa'at untuk diriku, tambahkanlah kepadaku ilmu. Dan segala puji bagi Allah atas semua keadaan, aku pun berlindung kepada Allah dari siksa api neraka.
Assalamualaikum Students.
Hallo nama Sy Ibu. Zulfa Octaviana, InsyaAllah akan mengajari kalian mata pelajaran AlQuran. slm kenal untuk semuanya.
Materi Yang kita pelajari;
PERTEMUAN 1:
PERTEMUAN 1:
~ADAB MEMBACA ALQUR'AN
TA’AWUDZ DAN BASMALAH KETIKA BACA AYAT AL-QUR’AN
Istiadzah/Ta'awudz artinya memohon perlindungan kepada Allah dan bernaung di bawah lindungan-Nya dari kejahatan semua makhluk yang jahat. Pengertian meminta perlindungan ini adakalanya dimaksudkan untuk menolak kejahatan dan adakalanya untuk mencari kebaikan.
~CARA MEMBACA TA’AWWUDZ
> Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
> Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
> Alquran tidak diturunkan sekaligus, akan tetapi secara bertahap.
> Waktu turun Alquran kurang lebih 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
> Waktu turun Alquran kurang lebih 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
> AlQur'an Terdiri atas 30 juz, 114
surat,
6.236 ayat,
74.437 kalimat dan
325.345 huruf.
> Dalam Hadits Baihaqi dan Bukhori di sebutkan bahwa orang yang terbaik adalah Orang yang mempelajari, mengajarkan dan membaca Al Qur’an
---------------------------------------------------------------
> Dalam Hadits Baihaqi dan Bukhori di sebutkan bahwa orang yang terbaik adalah Orang yang mempelajari, mengajarkan dan membaca Al Qur’an
Adab Membaca Alquran
1. Dalam keadaan
suci
2. Membaca
dengan
pelan,
tartil
dan
tidak
tergesa-gesa
3. Membaca
dengan
khusyu'
4. Membaguskan
suara
saat
membaca
Alquran
5. Dimulai
dengan
isti'adzah / ta'awudz
TA’AWUDZ DAN BASMALAH KETIKA BACA AYAT AL-QUR’AN
Istiadzah/Ta'awudz artinya memohon perlindungan kepada Allah dan bernaung di bawah lindungan-Nya dari kejahatan semua makhluk yang jahat. Pengertian meminta perlindungan ini adakalanya dimaksudkan untuk menolak kejahatan dan adakalanya untuk mencari kebaikan.
Sesungguhnya tiada seorang pun yang dapat mencegah setan terhadap manusia kecuali hanya Allah. Karena itu, Allah Swt memerintahkan agar manusia meminta perlindungan kepada-Nya dari setan yang tidak kelihatan, mengingat setan yang tidak kelihatan itu tidak dapat disuap serta tidak terpengaruh oleh sikap yang baik, bertabiat jahat sejak pembawaan, dan tiada yang dapat mencegahnya terhadap diri kita kecuali hanya Tuhan yang menciptakannya.
Dalam mengawali bacaan Al-Qur’an, seorang qari’ dianjurkan memulai dengan membaca isti’adzah/ta'awudz dan basmalah, sebab keduanya (isti’adzah dan basmalah) memiliki hubungan yang sangat erat, ibarat dua sisi mata uang.
Diceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa Jibril berkata kepada Nabi Muhammad: “Wahai Muhammad, bacalah ta’awwudz!” Kemudian Nabi membaca
“ أَسْتَعِيْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم ”.
Jibril berkata kembali: “bacalah basmalah”. Nabi pun membaca basmalah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ” “
. Kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Alaq 1-5
(lihat: Jalaluddin Al-Allusy, Dirasat fi Al-Tafsir wa Ulumihi, Tunisia, Muassasah bin Asyur, 2006, halaman 182).
Dalam ilmu qira’at, untuk membaca ketiga potongan kalimat di atas, ada empat metode; metode ini juga dikenal dengan metode qiyasiy. Berikut contoh dan cara bacanya :
Pertama, berhenti di setiap potongan kalimat: isti’adzah, basmalah, dan ayat Al-Qur’an.
Metode ini dalam ilmu qira’at dikenal dengan qat’ul jami’, misalnya :
Kedua, berhenti pada kalimat isti’adzah, kemudian menyambung basmalah dengan ayat Al-Qur’an. Metode ini dikenal dengan qat’ul ûlâ wa washluts tsânî, misalnya :
Ketiga, menyambungkan kalimat isti’adzah dengan basmalah dan berhenti pada kalimat basmalah, kemudian memulai awal ayat. Metode ini dikenal dengan washlul ûlâ wa qat’uts tsânî, misalnya:
Keempat, menyambungkan semua komponen kalimat; isti’adzah, basmalah dan awal ayat. Metode ini dikenal dengan “ washl Al-Jami’”, misalnya :
Keempat metode di atas dapat dioprasionalkan apabila seorang qari’ memulai bacaan Al-Qur’an di awal surat kecuali Surat Al-Taubah atau Al-Bara’ah.

HUKUM MEMBACA BASMALAH
Hukum membaca Basmalah pada setiap kali membaca Al-Qur’an, ada 4 (empat) macam;
1. Wajib
Membaca Basmalah, pada permulaan surat Al-Fatihah, hukumnya wajib, sebab basmalah adalah sebagian (ayat pertama) dari surat Al-fatihah. Demikian menurut Qaul yang paling shahin di kalangan madzhab Imam Asy-Syafi’i.
2. Sunnah
Membaca Basmalah di awal setiap surat, selain surat Al-fatihah, dan surat At-Taubah (Bara-ah), dihukumi sunnah, begitu juga ketika (memulai membaca Al-Qur’an) di tengah-tengah surat, selain ke-dua surat tersebut (Al-Fatihah dan At-Taubah).
3. Haram
Membaca basmalah di awal surat, At-Taubah (Bara-ah), menurut pendapat Imam Ibnu Hajar, hukumnya haram.
4. Jaiz
Membaca Basmalah di tengah-tengah surat At-Taubah (ketika memulai membaca lagi, setelah berhenti), hukumnya jaiz, artinya boleh membaca Basmalah, dan boleh juga tidak membaca Basmalah. Tetapi menurut pendapat sebagian besar Ulama’ Qurra’, lebih baik, tidak membaca basmalah. (Wallahu A’lam Bish-shawab)
rangkuman
A. CARA MEMBACA TA’AWWUDZ
Ada empat cara membaca Ta’awwudz, Basmalah dan surat ketika membaca AlQur’an :
1. Memutus semua, yaitu Ta’awwudz, Basmalah dan surat dibaca secara terpisah; “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, (berhenti) Bismillahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul huwallahu ahad…”
2. Menyambung seluruhnya, yaitu Ta’awwudz, Basmalah dan surat dibaca langsung tanpa waqaf (dibaca sesuai harkat yang ada); “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, Bismillahir rahmaanir rahiim, Qul huwallahu ahad…”
3. Menyambung Basmalah dan surat, yaitu membaca Ta’awwudz (waqaf) dilanjutkan membaca Basmalah dan (langsung) membaca surat; “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, (berhenti) Bismillahir rahmaanir rahiim, Qul huwallahu ahad…”
4. Menyambung bacaan Ta’awwudz dan Basmalah saja (tidak disambung bacaan surat); “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, Bismillahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul huwallahu ahad…”
B. SEDANGKAN CARA MEMBACA BASMALAH DI ANTARA DUA SURAT ADA 3 (TIGA) CARA YANG DIPERBOLEHKAN, DAN SATU CARA YANG DILARANG
1. Memutus semua, maksudnya; pembaca Al-Qur’an setelah mengakhiri satu surat, berhenti (bernafas), lalu membaca Basmalah dan berhenti lagi, kemudian membaca awal surat berikutnya; “Minal jinnati wan-naas.(berhenti) Bismillaahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul a’uudzu birabbil falaq..”
2. Menyambung Basmalah dengan permulaan surat berikutnya, maksudnya;
pembaca berhenti setelah selesai membaca surat pertama,
lalu membaca Basmalah dilanjutkan dengan membaca awal surat berikutnya;
“Minal jinnati wan-naas.(berhenti) Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qul a’uudzu birabbil falaq..”
3. Menyambung keseluruhan,
maksudnya
setelah pembaca selesai mengakhiri surat pertama disambung dengan pembacaan Basmalah,
dan
akhir Basmalah disambung lagi dengan permulaan surat kedua (harakat huruf akhir dibaca apa adanya);
“Minal jinnati wan-naas. Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qul a’uudzu birabbil falaq..”
Adapun cara yang dilarang, adalah jika akhir surat pertama disambung dengan basmalah,
lalu di waqaf (berhenti) memulai membaca surat berikutnya;
“Minal jinnati wan-naas. Bismillaahir rahmaanir rahiim, (berhenti, baru membaca) Qul a’uudzu birabbil falaq..”
Cara seperti ini tidak diperbolehkan, karena seakan memberikan kesan bahwa Basmalah itu merupakan akhir surat.
subscribe this blogger
and youtube channel hihi
https://www.youtube.com/c/ZulfaOctaviana
Alhamdulillahi Jazaakumullohu khoiro
Dalam mengawali bacaan Al-Qur’an, seorang qari’ dianjurkan memulai dengan membaca isti’adzah/ta'awudz dan basmalah, sebab keduanya (isti’adzah dan basmalah) memiliki hubungan yang sangat erat, ibarat dua sisi mata uang.
Diceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa Jibril berkata kepada Nabi Muhammad: “Wahai Muhammad, bacalah ta’awwudz!” Kemudian Nabi membaca
“ أَسْتَعِيْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم ”.
Jibril berkata kembali: “bacalah basmalah”. Nabi pun membaca basmalah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ” “
Kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Alaq 1-5
(lihat: Jalaluddin Al-Allusy, Dirasat fi Al-Tafsir wa Ulumihi, Tunisia, Muassasah bin Asyur, 2006, halaman 182).
“ أَسْتَعِيْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم ”.
Jibril berkata kembali: “bacalah basmalah”. Nabi pun membaca basmalah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ” “
. Kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Alaq 1-5
(lihat: Jalaluddin Al-Allusy, Dirasat fi Al-Tafsir wa Ulumihi, Tunisia, Muassasah bin Asyur, 2006, halaman 182).
Dalam ilmu qira’at, untuk membaca ketiga potongan kalimat di atas, ada empat metode; metode ini juga dikenal dengan metode qiyasiy. Berikut contoh dan cara bacanya :
Pertama, berhenti di setiap potongan kalimat: isti’adzah, basmalah, dan ayat Al-Qur’an.
Metode ini dalam ilmu qira’at dikenal dengan qat’ul jami’, misalnya :
. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
. اِقْرَأْ بِاسمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Kedua, berhenti pada kalimat isti’adzah, kemudian menyambung basmalah dengan ayat Al-Qur’an. Metode ini dikenal dengan qat’ul ûlâ wa washluts tsânî, misalnya :
. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
. اِقْرَأْ بِاسمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Ketiga, menyambungkan kalimat isti’adzah dengan basmalah dan berhenti pada kalimat basmalah, kemudian memulai awal ayat. Metode ini dikenal dengan washlul ûlâ wa qat’uts tsânî, misalnya:
. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
. اِقْرَأْ بِاسمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Keempat, menyambungkan semua komponen kalimat; isti’adzah, basmalah dan awal ayat. Metode ini dikenal dengan “ washl Al-Jami’”, misalnya :
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
. اِقْرَأْ بِاسمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Keempat metode di atas dapat dioprasionalkan apabila seorang qari’ memulai bacaan Al-Qur’an di awal surat kecuali Surat Al-Taubah atau Al-Bara’ah.
HUKUM MEMBACA BASMALAH
Hukum membaca Basmalah pada setiap kali membaca Al-Qur’an, ada 4 (empat) macam;
1. Wajib
Membaca Basmalah, pada permulaan surat Al-Fatihah, hukumnya wajib, sebab basmalah adalah sebagian (ayat pertama) dari surat Al-fatihah. Demikian menurut Qaul yang paling shahin di kalangan madzhab Imam Asy-Syafi’i.
2. Sunnah
Membaca Basmalah di awal setiap surat, selain surat Al-fatihah, dan surat At-Taubah (Bara-ah), dihukumi sunnah, begitu juga ketika (memulai membaca Al-Qur’an) di tengah-tengah surat, selain ke-dua surat tersebut (Al-Fatihah dan At-Taubah).
3. Haram
Membaca basmalah di awal surat, At-Taubah (Bara-ah), menurut pendapat Imam Ibnu Hajar, hukumnya haram.
4. Jaiz
Membaca Basmalah di tengah-tengah surat At-Taubah (ketika memulai membaca lagi, setelah berhenti), hukumnya jaiz, artinya boleh membaca Basmalah, dan boleh juga tidak membaca Basmalah. Tetapi menurut pendapat sebagian besar Ulama’ Qurra’, lebih baik, tidak membaca basmalah. (Wallahu A’lam Bish-shawab)
rangkuman
A. CARA MEMBACA TA’AWWUDZ
Ada empat cara membaca Ta’awwudz, Basmalah dan surat ketika membaca AlQur’an :
1. Memutus semua, yaitu Ta’awwudz, Basmalah dan surat dibaca secara terpisah; “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, (berhenti) Bismillahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul huwallahu ahad…”
2. Menyambung seluruhnya, yaitu Ta’awwudz, Basmalah dan surat dibaca langsung tanpa waqaf (dibaca sesuai harkat yang ada); “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, Bismillahir rahmaanir rahiim, Qul huwallahu ahad…”
3. Menyambung Basmalah dan surat, yaitu membaca Ta’awwudz (waqaf) dilanjutkan membaca Basmalah dan (langsung) membaca surat; “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, (berhenti) Bismillahir rahmaanir rahiim, Qul huwallahu ahad…”
4. Menyambung bacaan Ta’awwudz dan Basmalah saja (tidak disambung bacaan surat); “A’udzu billaahi minasy syaithaanir rajim, Bismillahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul huwallahu ahad…”
B. SEDANGKAN CARA MEMBACA BASMALAH DI ANTARA DUA SURAT ADA 3 (TIGA) CARA YANG DIPERBOLEHKAN, DAN SATU CARA YANG DILARANG
1. Memutus semua, maksudnya; pembaca Al-Qur’an setelah mengakhiri satu surat, berhenti (bernafas), lalu membaca Basmalah dan berhenti lagi, kemudian membaca awal surat berikutnya; “Minal jinnati wan-naas.(berhenti) Bismillaahir rahmaanir rahiim, (berhenti) Qul a’uudzu birabbil falaq..”
2. Menyambung Basmalah dengan permulaan surat berikutnya, maksudnya;
pembaca berhenti setelah selesai membaca surat pertama,
lalu membaca Basmalah dilanjutkan dengan membaca awal surat berikutnya;
“Minal jinnati wan-naas.(berhenti) Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qul a’uudzu birabbil falaq..”
3. Menyambung keseluruhan,
maksudnya
setelah pembaca selesai mengakhiri surat pertama disambung dengan pembacaan Basmalah,
dan
akhir Basmalah disambung lagi dengan permulaan surat kedua (harakat huruf akhir dibaca apa adanya);
“Minal jinnati wan-naas. Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qul a’uudzu birabbil falaq..”
Adapun cara yang dilarang, adalah jika akhir surat pertama disambung dengan basmalah,
lalu di waqaf (berhenti) memulai membaca surat berikutnya;
“Minal jinnati wan-naas. Bismillaahir rahmaanir rahiim, (berhenti, baru membaca) Qul a’uudzu birabbil falaq..”
Cara seperti ini tidak diperbolehkan, karena seakan memberikan kesan bahwa Basmalah itu merupakan akhir surat.
subscribe this blogger
and youtube channel hihi
https://www.youtube.com/c/ZulfaOctaviana
Alhamdulillahi Jazaakumullohu khoiro
Irarahmawati x tkj 3
ReplyDeleteSiti Amelia Zahra X TKJ 3
ReplyDelete